PenampilanKahitna dalam konser bertajuk Undian Tabungan Sutera dan Sutera Emas Bank BPD DIY di Gedung Olahraga (GOR) UNY, Sabtu (23/3/2019) malam. Lirik Lagu Merenda Kasih Kahitna. Saat bintang datang. Tampak jelas di awan. Inginku menggapai kejora. Kan kupeluk sungguh. Menghapus duka di diri. Tiada lelah ku.
Tuhandatang di atas awan datang kumpulkan anak-anakNya hari yang mulia Tuhan datanglah angkat kita semua
DiaDatang Diatas Awan Chord. Em G Ingatlah bahwa kau tak sendiri D Tanpamu tak akan sama Am Tanpamu semua berbeda. Ini chord kunci gitarnya Em G Diatas awan kita kan menang.menang.
Iniakan menjadi penggenapan nubuat dalam Wahyu 1:7: "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia." Mengapa semua orang akan meratap? Karena Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan yang begitu besar, dan bukan saja mereka menolak untuk menyelidikinya, tetapi mereka mengutuk, menghakimi, dan menghujat Dia bersama dengan kekuatan
ï»żDiatidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan Dia tidak menampakkan diri kepada semua orang sembari menaiki awan putih. Dia sudah datang, tetapi manusia tidak mengenali-Nya, dan tetap tidak mengetahui tentang Dia. Manusia sekadar menantikan-Nya tanpa tujuan, tanpa menyadari bahwa Dia telah turun di atas 'awan putih' (awan itu adalah Roh-Nya, perkataan-Nya, seluruh watak-Nya dan seluruh keberadaan-Nya), dan kini Dia berada di antara sekelompok pemenang
2Nubuatan dalam Wahyu 1 ayat 7 Akan Digenapi Dengan Cara Ini. 3.Tuhan Telah Kembali Secara Diam-diam sebagai Anak Manusia. " Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin " (Wahyu 1:7).
.
Navigasi cepat Cara Tepatnya Tuhan Akan Kembali dalam Wahyu 1 ayat 7 Akan Digenapi Dengan Cara Ini Telah Kembali Secara Diam-diam sebagai Anak Manusia "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin" Wahyu 17. Hari ini, mari kita jelajahi dan bersekutu apa arti kata "dan semua orang di bumi akan meratap" dalam Wahyu 1 ayat 7 dan bagaimana ayat ini akan digenapi. Bagaimana Cara Tepatnya Tuhan Akan Kembali Untuk mengetahui bagaimana nubuatan dalam Wahyu 1 ayat 7 akan digenapi, mari kita cari jawabannya dalam nubuatan alkitab tentang bagaimana Tuhan akan datang kembali. Sebenarnya, selain nubuatan dalam Alkitab tentang kedatangan Tuhan secara terbuka di atas awan-awan, ada nubuatan lain yang mengatakan bahwa Tuhan datang secara diam-diam. Misalnya, Wahyu 1615, "Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri." Dan Matius 25 6, "Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya.'" Perkataan dalam ayat alkitab ini "bagaikan pencuri" dan "pada tengah malam terdengar seruan" mengacu kepada kedatangan Tuhan di akhir zaman adalah secara diam-diam dan secara rahasia. Selain itu, Matius 2427 mengatakan, "Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" â Matius 24 ayat 44 berkata, "Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga" Lukas 1724-25. mengatakan, "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini." Dalam ayat-ayat ini, Tuhan Yesus berkali-kali menyebutkan bahwa kedatangan-Nya adalah "kedatangan Anak Manusiaâ. "Anak Manusiaâ yang mengacu pada seseorang yang lahir dari manusia dan dengan kemanusiaan yang normal. Jika Dia menampakkan diri secara langsung kepada manusia secara roh atau dengan tubuh spiritual, maka Dia tidak dapat disebut sebagai Anak Manusia. Misalnya, Tuhan Yahweh adalah Roh, sehingga tidak bisa disebut Anak Manusia. Tuhan Yesus yang berinkarnasi disebut Anak Manusia dan Kristus karena Dia adalah inkarnasi dari Roh Tuhan yang menjadi manusia biasa,normal dan hidup di antara karena itu, "kedatangan Anak Manusia" dan "Anak Manusia datang" yang Tuhan Yesus bicarakan berarti bahwa Tuhan akan datang dalam daging ketika Dia datang kembali di akhir zaman. Oleh karena Tuhan akan datang secara diam-diam di akhir zaman sebagai Anak Manusia yang memiliki penampilan biasa dan normal di luar sehingga orang tidak akan menyadari identitas-Nya atau mengenali-Nya sebagai Tuhan yang berinkarnasi; mereka akan mudah memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi seperti orang biasa sehingga mengutuk dan menolak-Nya. Sama seperti ketika Tuhan Yesus menampakkan diri dan bekerja secara inkarnasi, Dia dikutuk dan ditolak oleh manusia. Nubuatan dalam Wahyu 1 ayat 7 Akan Digenapi Dengan Cara Ini Sekarang kita telah mengerti bahwa masih ada nubuatan tentang kembalinya Tuhan secara rahasia sebagai Anak Manusia, maka mudah untuk memahami bagaimana nubuatan dalam Wahyu 1 7 akan digenapi. Menurut nubuatan, kedatangan Tuhan yang kedua kali akan pertama-tamanya secara rahasia, dan setelah itu dia akan menampakkan diri secara terbuka kepada manusia di atas awan. Lantas, bagaimana kedua cara kedatangan Tuhan itu digenapi? Tuhan Yesus bernubuat "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" Yohanes 1612-13. "Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" Yohanes 1248. 1 Petrus 417 berkata, "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan." Wahyu 312 mengatakan, "Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi." Kita dapat melihat dari ayat-ayat ini bahwa ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, Dia akan mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Artinya, pada akhir zaman Tuhan pertama-tamanya akan berinkarnasi secara rahasia sebagai Anak Manusia untuk mengungkapkan firman-Nya dan melakukan pekerjaan penghakiman dan pemurnian manusia. Barangsiapa yang menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan dan memiliki pemurniaan dan perubahan dalam watak rusak saat Tuhan yang berinkarnasi bekerja secara rahasia adalah gadis-gadis bijaksana dan pemenang yang dihasilkan sebelum bencana. Mereka dapat menikmati berkat yang kekal yang di anugerahkan oleh Tuhan. Ketika pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi untuk menyelamatkan manusia secara rahasia selesai, Tuhan akan menurunkan bencana besar untuk memberi upah yang baik dan menghukum yang jahat. Kemudian Tuhan akan muncul secara terbuka kepada semua bangsa dan saat itu, semua orang yang menentang, menolak dan mengutuk Tuhan selama periode pekerjaan rahasia-Nya akan tercengang, mereka semua akan melihat bahwa orang yang telah mereka menentang, mengutuk dan menolak memang adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, adalah Kristus di akhir zaman dan dengan demikian mereka akan memukul dada mereka, meratap dan mengertakkan gigi. Jadi, begitulah bagaimana pemandangan ratapan semua orang akan muncul. Ini memenuhi nubuat dalam Wahyu 1 7, "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin" Dari pekerjaan Tuhan, kita melihat kebenaran, kemahakuasa dan kebijaksanaan Tuhan. Tuhan Telah Kembali Secara Diam-diam sebagai Anak Manusia Sekarang, Tuhan telah lama diam-diam kembali dalam daging sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, Kristus di akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa mulai muncul dan bekerja pada tahun 1991, telah mengungkapkan jutaan kataâsemua kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia serta melakukan pekerjaan penghakiman yang di mulai dari rumah Tuhan. Penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar memenuhi nubuatan Tuhan datang secara rahasia. Penampakan Tuhan telah mengguncang semua agama dan denominasi. Domba-domba Tuhan mendengar suara-Nyaâsemua orang yang sungguh-sungguh percaya Tuhan dan haus akan kebenaran, setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, yakin bahwa itu adalah kebenaran dan suara Tuhan. Satu demi satu, mereka telah menerima Tuhan Yang Mahakuasa dan diangkat ke hadapan takhta Tuhan. Barangsiapa yang menerima pekerjaan penghakiman Tuhan melalui firman Tuhan, mereka akan dapat melepaskan diri dari ikatan dosa, mencapai pemurnian dan keselamatan Tuhan, dijadikan pemenang sebelum bencana. Sekarang ini adalah tahap pekerjaan penyelamatan Tuhan Yang Mahakuasa secara tersembunyi dalam menyelamatkan umat manusia. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan firman-Nya untuk menghakimi dan memurnikan orang. Setelah Dia telah menyempurnakan sekelompok pemenang, pekerjaan besar Tuhan akan selesai dan pekerjaan Tuhan dalam daging inkarnasi secara diam-diam akan berakhir. Kemudian Tuhan akan mulai menurunkan bencana besar untuk memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Semua yang disempurnakan menjadi pemenang sebelum bencana akan mendapatkan perlindungan Tuhan dan bisa bertahan hidup. Bagi mereka yang tidak menerima pekerjaan Tuhan- kedatangan Tuhan Yang Mahakuasa secara rahasia di akhir zaman, namun menghakimi dan mengutuk Kristus di akhir zaman adalah antikristus yang tersingkapkan oleh pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Mereka adalah hamba jahat, lalang, dan adalah orang yang "menikamâ Tuhan. Akhirnya, mereka akan ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan. Ketika pekerjaan penyelamatan Tuhan secara rahasia sudah selesai, maka nubuat dalam Wahyu 1 7 akan digenapi atas diri merekaâmereka akan meratap dan mengertakkan gigi dan merasa sangat menyesal. Oleh karena itu, jika kita tidak ingin menjadi orang yang menangis dan menggertakkan gigi, dan jika kita ingin dijadikan sebagai pemenang sebelum bencana dan masuk kerajaan Tuhan, maka kita harus menerima penghakiman dan pemurnian firman Tuhan Yang Mahakuasa. Jika kita tidak pernah mencari atau menerima pekerjaan Tuhan-kedatangan rahasia Tuhan Yang Mahakuasa, maka kita pasti akan ditinggalkan dalam tengah bencana dan dihukum. Seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan Yang Mahakuasa, "Banyak orang mungkin tidak peduli dengan apa yang Aku katakan, tetapi Aku tetap ingin memberi tahu setiap orang yang disebut orang kudus yang mengikuti Yesus bahwa, ketika engkau melihat Yesus turun dari surga di atas awan putih dengan matamu sendiri, itu akan menjadi penampakan terbuka dari Sang Matahari Kebenaran. Barangkali itu akan menjadi saat yang sangat menyenangkan bagimu, tetapi ketahuilah bahwa saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itu jugalah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itu akan menjadi saat berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan dan menjadi saat ketika Tuhan memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Karena penghakiman Tuhan sudah akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, pada saat hanya ada pengungkapan kebenaran." Catatan Editor Melalui persekutuan di atas, apakah Anda sudah mengerti arti nubuatan dalam Wahyu 1 ayat 7? Tahukah Anda mengapa semua orang akan meratap dan menggertakkan gigi ketika Tuhan turun di awan-awan? Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan tinggalkan pesan kepada kami atau hubungi kami melalui obrolan online.
Lirik "Diatas Awan"[Verse 1]CintaSatukan hatiKuatkan jiwaMenghadapi duniaSegalaCinta dan lukaKuatkan semuaPersahabatan[Chorus]KitaPenantang impianDi atas awanKita kan menangKitaPenakluk duniaDi atas awanKita kan menang, menang ah oh[Verse 2]BilaKau merasa sepiIngatlah bahwaKau tak sendiriTanpamu tak akan samaTanpamu semua berbedaKisahmu juga kisahkuSelalu bersama[Chorus]KitaPenantang impianDi atas awanKita kan menangKitaPenakluk duniaDi atas awanKita kan menang, menang ah oh[Bridge]MelangkahDi bawah mentari yang samaMencariTempat kita di masa depanBerjanjiKita tak akan putus asaWalaupunSemua takkan mudah[Chorus]KitaPenantang impianDi atas awanKita kan menangKitaPenakluk duniaDi atas awanKita kan menangOh ohHow to Format LyricsType out all lyrics, even repeating song parts like the chorusLyrics should be broken down into individual linesUse section headers above different song parts like [Verse], [Chorus], italics lyric and bold lyric to distinguish between different vocalists in the same song partIf you donât understand a lyric, use [?]To learn more, check out our transcription guide or visit our transcribers forum
By Li XunAku membuka buku itu dan tanpa sengaja melihat sebuah perikop âSemua orang yang diselamatkan oleh kasih karunia Yesus Kristus selama Zaman Kasih Karunia menanti-nantikan datangnya hari kesukaan di akhir zaman, saat Yesus sang Juruselamat datang di atas awan putih dan menampakkan diri di antara manusia. Tentu saja, ini juga keinginan semua orang yang menerima nama Yesus sang Juruselamat saat ini. Di seluruh alam semesta, semua orang yang mengenal keselamatan dari Yesus sang Juruselamat sangat mendambakan kedatangan Yesus Kristus yang tiba-tiba, untuk menggenapi firman-Nya ketika berada di bumi Aku akan datang dengan cara yang sama seperti Aku pergi.â Manusia percaya bahwa setelah penyaliban dan kebangkitan, Yesus kembali ke surga di atas awan putih, lalu mengambil tempat-Nya di sebelah kanan Yang Mahatinggi. Manusia beranggapan bahwa dengan cara yang sama, Yesus akan turun, sekali lagi di atas awan putih awan ini mengacu pada awan yang dinaiki Yesus waktu Ia kembali ke Surga, ke antara orang-orang yang sangat mendambakan-Nya selama ribuan tahun, dan bahwa Ia akan mengambil rupa orang Yahudi dan mengenakan pakaian mereka. Setelah menampakkan diri kepada manusia, Ia akan mengaruniakan makanan kepada mereka, dan membuat aliran-aliran air hidup menyembur bagi mereka, dan akan hidup di antara manusia, penuh kasih karunia dan kasih, hidup dan nyata. Demikian seterusnya. Namun, Yesus sang Juruselamat tidak melakukan hal ini; Ia melakukan hal yang bertentangan dengan pemahaman manusia. Ia tidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan tidak menampakkan diri kepada semua manusia sembari mengendarai awan putih. Ia sudah datang, tetapi manusia tidak mengenali-Nya, dan tetap mengabaikan kedatangan-Nya. Manusia hanya menantikan-Nya tanpa tujuan âŠ.â Setelah membacanya, perikop ini benar-benar menyentuh hatiku. Aku merasakan kata-kata ini semuanya menusukku sampai ke inti keberadaanku. Selama bertahun-tahun dalam imanku kepada Tuhan, aku telah menanti dan merindukan Tuhan datang kembali seperti ini. Aku juga merasakan firman ini yang dapat mengungkapkan situasi manusiawi kita dalam menantikan kedatangan Tuhan bukanlah kata-kata yang bisa dipikirkan oleh siapa saja. Jadi aku berpikir, âMungkinkah Tuhan benar-benar sudah datang kembali? Mungkinkah Dia telah menyatakan firman dan melakukan satu tahap penghakiman?â Tetapi kemudian aku ingat bahwa Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan akan datang dengan awan-awan. Jadi aku tetap merasa bingung tentang hal hari kemudian Saudari Huang datang lagi, dengan didampingi oleh Saudari Tang. Mereka bertanya padaku dengan khawatir âSaudari Li, apakah kamu sudah membaca buku itu?â Aku menjawab âYa, sudah. Tetapi aku masih merasa bingung. Kamu mengatakan Tuhan telah datang kembali. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan akan datang dengan awan-awan, bagaimana kamu menjelaskan hal itu?â Saudari Huang menjelaskan padaku dalam persekutuan âKetika menyangkut masalah kedatangan Tuhan kembali di atas awan, kita tidak dapat mengandalkan gagasan kita untuk menafsirkannya. Sebenarnya, ada misteri yang mendalam dalam hal ini. Marilah kita membaca satu bagian dari firman Tuhan. Tuhan berkata Yesus berkata bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, tetapi apakah engkau tahu betul makna perkataan-Nya yang sesungguhnya? Mungkinkah Dia telah mengatakan maknanya kepada kelompokmu ini? Engkau memang tahu bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, yakni menaiki suatu awan, tetapi apakah engkau tahu persis bagaimana Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya? Jika engkau betul-betul dapat mengerti, bagaimana perkataan Yesus dijelaskan? Dia berkata Kapan Anak Manusia datang pada akhir zaman, Dia sendiri tidak tahu, para malaikat tidak tahu, para utusan di surga tidak tahu, apalagi manusia. Hanya Bapa sendiri, yaitu, hanya Roh yang tahu. Bahkan Anak Manusia sendiri pun tidak mengetahuinya, tetapi engkau malah dapat melihat dan mengetahuinya? Jika engkau mampu mengetahui dan melihat dengan matamu sendiri, bukankah sia-sia saja ucapan tersebut?ââSetelah selesai membaca, dia melanjutkan dengan mengatakan âDari firman ini kita dapat melihat bahwa semua firman Tuhan adalah misteri, sehingga kita tidak dapat menjelaskan dan menetapkan cara bagi Tuhan untuk datang kembali hanya berdasarkan makna harfiahnya. Jika firman digenapi sesuai dengan makna harfiahnya, bukankah banyak firman lain yang diucapkan oleh Tuhan akan sia-sia? Faktanya, ada banyak nubuat dalam Alkitab tentang kedatangan Tuhan. Jika kita hanya berpegang pada nubuat bahwa Tuhan akan turun dengan awan-awan tetapi tidak mencari dan menyelidiki nubuat lain yang diucapkan oleh Tuhan, ini akan memudahkan kita memiliki pemahaman sepihak. Orang-orang yang cermat dapat menemukan bahwa sebenarnya bukan hanya nubuat turun dengan awan-awanâ yang ada di dalam Alkitab. Ada juga banyak nubuat seperti itu bahwa Tuhan akan datang bagaikan pencuri dan turun secara diam-diam. Misalnya, Wahyu 1615, âLihatlah, Aku datang bagaikan pencuri.â Matius 256, âDan di saat tengah malam ada suara seruan terdengar, Lihatlah, Mempelai laki-laki itu datang; keluarlah dan jumpai Dia.â Wahyu 320, âLihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku.â Semua nubuat ini menyebut Tuhan menjadi daging sebagai Anak Manusia dan turun secara diam-diam. âbagaikan pencuriâ berarti datang dengan tenang, secara diam-diam. Sama seperti ketika Tuhan Yesus menampakkan diri dan melakukan pekerjaan-Nya selama inkarnasi-Nya sebagai Anak Manusia, secara lahiriah, Tuhan Yesus hanyalah Anak Manusia biasa dan tidak seorang pun tahu Dia adalah Tuhan, itulah sebabnya Tuhan Yesus menggunakan âbagaikan pencuriâ sebagai analogi untuk penampakan dan pekerjaan Anak Manusia. Mereka yang tidak mencintai kebenaran, tidak peduli bagaimana Tuhan dalam daging berbicara atau bekerja, atau berapa banyak kebenaran yang Dia ungkapkan, mereka tidak menerima Dia. Sebaliknya, mereka memperlakukan Tuhan dalam daging sebagai orang biasa dan mengutuk serta meninggalkan-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bernubuat âKarena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi iniâ Lukas 1724â25. Kita tahu bahwa Tuhan itu setia, jadi firman-Nya pasti akan tergenapi. Jika kita selalu berpegang pada nubuat bahwa Tuhan akan turun di atas awan, lalu bagaimana firman Tuhan ini akan digenapi?âSetelah itu, Saudari Tang menambahkan âYa, Saudari Li, sekarang Tuhan telah berinkarnasi dan diam-diam turun di antara kita. Dia mengungkapkan kebenaran dan melaksanakan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Semua orang, yang menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman, yang watak rusaknya disucikan, dan yang mencapai transformasi dalam watak hidup mereka, adalah kelompok pemenang yang dijadikan oleh Tuhan sebelum bencana. Setelah Tuhan menjadikan para pemenang ini, pekerjaan besar-Nya akan lengkap. Baru setelah itulah Tuhan akan muncul secara terbuka di hadapan semua orang. Yaitu, pertama-tama Tuhan menjadi manusia dan diam-diam turun di antara kita untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, Dia akan secara terbuka turun untuk menampakkan diri kepada seluruh negara dan bangsa, dan memperkenankan mereka untuk melihat-Nya. Tetapi tidak peduli bagaimana Tuhan datang, hikmat-Nya terdapat di dalamnya. Kita hanyalah manusia yang rusak, sehingga kita tidak dapat mengandalkan gagasan kita dengan menegaskan bahwa Tuhan pasti akan datang dengan awan-awan ketika Dia datang kembali. Kalau tidak, ini akan memudahkan kita untuk kehilangan keselamatan Tuhan di akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman Saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itulah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itulah tanda berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan, dan saatnya Tuhan memberi upah kepada orang baik dan menghukum yang jahat. Penghakiman Tuhan akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, ketika hanya ada pengungkapan kebenaran. Mereka yang menerima kebenaran dan tidak mencari tanda-tanda, sehingga mereka disucikan, akan kembali ke hadapan takhta Tuhan dan masuk ke dalam pelukan Sang Pencipta. Hanya mereka yang bersikeras percaya bahwa âYesus yang tidak datang kembali di atas awan putih adalah Kristus palsuâ akan menerima hukuman abadi, karena mereka hanya percaya kepada Yesus yang menunjukkan tanda-tanda, tetapi tidak mengakui Yesus yang mengumumkan penghakiman yang berat dan menunjukkan jalan kehidupan yang sebenarnya. Jadi, hanya dengan cara itulah Yesus menangani mereka pada saat Ia secara terbuka datang kembali di atas awan putih.â Dari firman Tuhan kita melihat bahwa ketika kita melihat Tuhan menampakkan diri kepada segenap umat manusia di depan banyak orang, pekerjaan-Nya akan berakhir. Mereka yang menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman semuanya datang kembali di hadapan Tuhan, sementara mereka yang menolak dan mengutuk Tuhan akan menerima hukuman yang setimpal. Saat itu, nubuat dalam Kitab Wahyu akan benar-benar digenapi Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia dan semua orang di bumi akan meratap karena Diaâ Wahyu 17. Ketika Tuhan menampakkan diri secara terbuka, mereka yang menolak untuk menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan menentang Tuhan akan tertegun, sebab mereka akan melihat bahwa Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka tolak justru adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Dengan demikian, bagaimana mungkin mereka tidak menangis dan menggertakkan gigi mereka? Saudari, apakah kamu dapat menerima persekutuan ini?âSaat itu, aku merasa sedih dan menyesal. Jadi aku menjawab, merasa sedikit malu, âKamu bicara dengan sangat jelas. Aku bisa menerimanya. Baru sekarang aku memahami bahwa ketika Tuhan datang kembali, pertama-tama Dia akan berinkarnasi sebagai Anak Manusia dan turun secara diam-diam di antara manusia untuk melakukan pekerjaan menghakimi dan mentahirkan manusia. Dan setelah menjadikan sekelompok pemenang, Tuhan akan secara terbuka menampakkan diri di hadapan semua orang. Itulah waktu ketika Tuhan menghukum semua orang yang menolak pekerjaan-Nya. Aku terlalu bebal. Dengan keras kepala aku berpegang teguh pada pemahamanku sendiri dan menegaskan bahwa Yesus akan turun ke atas awan putih, jadi aku tidak menerima Dia yang tidak datang dengan cara ini. Karenanya, aku menutup pintu bagi Tuhan Yesus yang telah datang dan hampir kehilangan keselamatan Tuhan di akhir zaman.âSetelah itu, mereka menyampaikan padaku tentang tiga tahap pekerjaan Tuhan, inkarnasi, misteri nama Tuhan dan aspek-aspek kebenaran lainnya. Dan mereka banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, yang memecahkan banyak masalah dan kesulitanku. Setelah masa penyelidikan dan pencarian, aku memahami banyak kebenaran yang belum pernah kudengar sebelumnya di gerejaku; kondisiku makin lama makin baik, serta damai sejahtera dan sukacita memenuhi hatiku. Jadi aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang ini ketika Tuhan mengetuk pintuku melalui saudara-saudari yang memberitakan Injil padaku dari waktu ke waktu, dengan keras kepala aku berpegang teguh pada gagasanku dan menolak mereka berulang kali. Hatiku benar-benar terlalu kaku! Memikirkan hal ini, aku sungguh-sungguh bertobat dalam hatiku dan tidak tahan untuk berlutut dan berdoa di hadapan Tuhan, âYa Tuhan! Aku mengandalkan gagasan dan imajinasiku sendiri dalam menafsirkan kedatanganmu tetapi tidak mencari kebenaran. Aku benar-benar terlalu sombong. Namun Engkau tidak meninggalkan aku. Setelah sembilan tahun, Engkau membangkitkan hatiku melalui saudari yang memberitakan Injil padaku. Ya Tuhan, aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku untuk membalas kembali kasih-Mu padaku.âTamat.
Lirik Lagu Rohani "Zaman Elia". Dinyanyikan oleh Jacqlien Celosse dengan iringan musik yang indah dan bersemagat, lagu tersebut mendapat sambutan yang begitu baik dari para pendengar dan jemaatnya, bahkan lagu ini dapat didengarkan dan ditonton di YouTube. Lagu tersebut diambil dari Album Rohani Best Of Praise & Worship, Vol. 3 yang dirilis oleh Maranatha pada tahun lagu "Zaman Elia" dapat menggunakan tempo Allegro Cepat yang dimainkan diantara MM metronome maelzel = 120 - 168 BPM beats per minute / ketuk permenit. Lagu ini bisa juga diukur dengan aplikasi metronome yang didownload pada smartphone Anda atau diukur menggunakan alat musik keyboard jika Lagu Rohani "Zaman Elia"INILAH ZAMAN ELIAHNYATAKANLAH FIRMAN TUHANDAN INILAH ZAMAN HAMBA-MU, MUSAKEBENARAN DIPULIHKANDAN MESKIPUN JAMAN UJIAN COBAANPEDANG G'LAP DAN KELAPARANDI B'LANTARA KITA 'KAN TETAP BERSERUSIAPKAN JALAN BAGI TUHANDIA DATANG DI ATAS AWANTAMPIL BERSINAR, SURYA KEBENARANANGKAT SUARA, INI TAHUN YOBELDARI BUKIT SION KES'LAMATAN DATANGYE-EEHINILAH ZAMAN YEHEZKIELTULANG KERING DIHIDUPKANDAN INILAH ZAMAN HAMBA-MU, DAUDBAIT PUJIAN DIPULIHKANDAN INILAH ZAMAN TUAIAN BESARLADANG MENGUNING DI DUNIAKAMILAH PEKERJA DI KEBUN ANGGUR-MUNYATAKANLAH FIRMAN TUHANYANG TELAH ADAYANG ADA YANG 'KAN DATANGYANG TELAH ADAYANG ADA YANG 'KAN DATANGYANG TELAH ADAYANG ADA YANG 'KAN DATANGYANG TELAH ADAYANG ADA YANG 'KAN DATANGYANG TELAH ADAYANG ADA YANG 'KAN DATANGDARI BUKIT SION KES'LAMATAN DATANGDARI BUKIT SION KES'LAMATAN DATANGMenyanyikan lagu "Zaman Elia" dapat dilihat di YouTube dengan cara mengetik judul lagu serta penyanyinya. Atau dinyanyikan dari awal verse hingga chorus pada lirik "Dia datang diatas awan" lalu masuk interlude. Setelah itu ke verse2 pada lirik "inilah zaman Yehezkiel" lalu ke prechorus2 pada lirik "dan inilah zaman tuaian besar" lalu chorus diulang 2 kali dan interlude, bridge pada lirik "yang telah ada" lalu modulasi, chorus diulang 3 kali dan masuk ending lagu pada lirik "dari bukit Sion keslamatan datang". Lihat juga Dia Terlebih Besar.
Melompat ke bacaan harian Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Masa Antara Bacaan Hari Ini Wahyu 14â9; 1911â16; 211â5, 22â27; 221â5 Dengan segera, pasal pertama surat Wahyu membawa kita memandang kemuliaan besar yang jauh melampaui keberadaan kita di bumi ini. âAku adalah Alfa dan Omega ⊠yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datangâ 18. Juruselamat âyang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kitaâ akan datang kembali, âLihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Diaâ 15, 7. Yohanes melanjutkan suratnya dengan menggambarkan sebuah penglihatan luar biasa tentang Kristus sendiriâsebuah perjumpaan yang begitu menakjubkan sampai-sampai Yohanes âtersungkur ⊠sama seperti orang yang matiâ Namun, tepat di tengah kedua bagian yang menggambarkan kemuliaan itu ada sebaris kalimat yang mungkin mudah kita lewatkan gambaran singkat Yohanes tentang kehidupannya dan kehidupan para pembaca suratnya. Yohanes menulis bahwa ia adalah âsaudara dan sekutu ⊠dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesusâ Yohanes menulis surat Wahyu saat sedang berada di tempat pembuangan. Surat ini disirkulasikan di antara jemaat yang sedang menderita, menghadapi tekanan dan penganiayaan yang terus memburuk hingga beberapa dekade berikutnya. Penerima mula-mula kitab Wahyu hidup di tengah dua realita yang saling tumpang tindih. Pertama, mereka memiliki jaminan dalam pemerintahan Kristus yang berdaulat serta kedatangan kembali Kristus yang mulia. Kedua, mereka masih berada di bumi, setiap hari mengalami yang namanya menanti dan menderita. Kurang lebih dua ribu tahun kemudian, kita pun masih hidup di tengah dua realita yang saling tumpang tindih ini. Di antara kedatangan pertama Kristus dan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan, kehidupan kita mungkin juga terasa seperti percampuran dua dunia. Di satu sisi ada Kerajaan Allah dan keyakinan yang pasti. Di sisi lain ada penantian dan penderitaan. Tak heran apabila penuturan jujur Yohanes tentang kesusahan dan perlunya bertekun dengan sabar dirangkai di dalam dan di antara penglihatannya tentang kemuliaan Allah. Penglihatan tentang apa yang akan datang itulah yang memberikan kekuatan dan keberanian untuk bertekun. Perhatikan beberapa realita yang dipotret dalam akhir nan megah kitab Wahyu Kristus yang menang mengendarai seekor kuda putih dan mengalahkan si jahat, langit dan bumi yang baru tanpa dukacita atau kematian, kemah kediaman Allah ada di tengah-tengah umat-Nya 211, 3, serta sebuah kota yang kudus tempat orang-orang dari segala bangsa berkumpul di dalam terang kemuliaan Allah. Saat kita bisa melihat realita-realita yang akan datang ini, situasi kita di dunia yang sementara iniâseparah apa pun ituâterasa tidak lagi terlalu penting. Perlunya bertekun dengan sabar diulangi beberapa kali dalam Wahyu 1-3, seringkali dipasangkan dengan ungkapan tentang kemenangan dan keberhasilan menaklukkan. Bertekun tidak hanya berarti sabar, tetapi juga teguh, berani, dan kuat. Inilah yang diberikan Allah kepada setiap kita yang hidup di masa antara. Dalam Kristus,âseperti yang dikatakan dalam lirik sebuah laguâkita menemukan âkekuatan dan pengharapan tiap hariâ. Kelli B. Trujillo Senin Memberitakan Pengharapan Bacaan Hari Ini Zakharia 99â17; Roma 53â5, 818â30 âPengharapan dimulai dalam gelap âŠâ perkataan Anne Lamott dalam bukunya Bird by Bird ini tidak bisa saya sanggah. Apa yang ia sampaikan belakangan telah menjadi salah satu tema dalam hidup sayaâbukan sebagai suatu pemikiran belaka, tetapi sebagai sesuatu yang nyata dijalani, suatu pergumulan, suatu komitmen, suatu disiplin. Menurut ahli teologi JĂŒrgen Moltmann, pengharapan itu berakar pada kebangkitan Yesus dan upaya nyata untuk mengubah keadaan. Adakalanya pengharapan menjadi satu-satunya bahasa yang cukup kuat untuk melawan keputusasaan. Dalam bahasa Lamott, pengharapan itu adalah sejenis âkesabaran yang revolusionerâ. Apa pun definisi pengharapan, sesuatu di dalam jiwa kita menyuarakannya. Terkadang terdengar kecil, seperti sebuah bisikan, tetapi suara itu ada di sana. Pengharapan terpancar dari kedalaman jiwa, dan seringkali lahir dari situasi yang kelam. Saat situasi serba kacau dan membingungkan, pengharapan muncul. Di hari-hari tertentu, rasanya kita masih berada di bawah mendung pekat yang menyelimuti bumi saat Yesus disalib. Beratnya kehidupan di dunia ini terasa seperti kegelapan. Elie Wiesel, saat menceritakan tentang kengerian kamp konsentrasi Auschwitz dan peristiwa Holocaust, hanya bisa menyebut kegelapan itu sebagai âMalamâ. Penderitaan adalah sebuah kenyataan yang harus kita akui. Dalam pengharapan pun, kita bisa menderita. Saya duduk bersama nenek saya beberapa waktu lalu dan minta ia menceritakan tentang kehidupannya. Awalnya ia tidak mau. Tak terbayangkan bekas luka apa saja yang telah ditanggung jiwanya selama lebih dari 80 tahun. Ia telah menjalani kehidupan yang keras. Sulit untuk menggambarkan bagaimana ia hidup di wilayah Selatan sebagai seorang perempuan berkulit hitam. Ada satu kata yang tampak menggambarkan keberaniannya untuk bertahan di tengah dunia yang kejam cinta. âTuhan belum pernah mengecewakan saya,â katanya. Cinta yang radikal, mengubahkan hidup, mengubahkan komunitas, mengubahkan dunia, adalah cara hidup Yesus. Ia telah datang untuk memberitakan kabar baik Kerajaan Allah serta menyembuhkan segala macam penyakit dan penderitaan. Memberitakan pengharapan adalah sebuah cinta yang berbahaya. Martin Luther King Jr. berkata, âKekuasaan terbaik adalah cinta yang mengimplementasikan tuntutan keadilan, dan keadilan terbaik adalah cinta yang mengoreksi segala sesuatu yang bertentangan dengan cinta.â Inilah artinya menjadi orang yang berdiri di dunia ini untuk memberitakan cinta, kuasa, dan keadilan, atau dalam bahasa nabi Zakharia, menjadi âorang tahanan yang penuh harapanâ 912. Seseorang pernah menulis kalimat berikut âKu tak tau kan hari esok, tetapi aku tahu siapa yang pegang hari esokâ. Esok hari akan datang, tetapi hari ini, aku akan memberitakan pengharapan. Dante Stewart Renungan ini diadaptasi dari artikel berjudul âWhy We Still Prophesy Hope,â, diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2019, di situs web Selasa Datanglah Tuhan Yesus Bacaan Hari Ini Yohanes 11â5, 14; Wahyu 2212â13, 20 Dalam Injil yang ditulisnya, Yohanes berkata, âPada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ⊠Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kitaâ 11, 14. Kita memiliki Allah yang telah datang. Dia datang untuk membuat apa yang tidak bisa disentuh menjadi bisa disentuh, dan apa yang tidak kelihatan menjadi kelihatan. Dia datang menyatakan diri-Nya untuk bisa kita kenal. Namun, kita memiliki pengharapan bukan hanya karena Dia sudah datang, melainkan juga karena Dia akan datang. Dia akan datang kembali. Janji inilah yang bisa membuat kita menemukan makna dalam penderitaan dan frustrasi kita di dunia. Saat Dia datang kembali, orang benar akan dibuktikan benar. Saat Dia datang kembali, Dia akan membawa keadilan atas olok-olok yang Anda hadapi karena percaya kepada Allah yang tidak terlihat. Saat Dia datang kembali, orang-orang yang berusaha mengangkat diri mereka sendiri sebagai penguasa akan dilengserkan, dan kita akan melihat bahwa sebenarnya hanya ada satu Penguasa dan Raja yang sejati. Dalam sekejap, apa yang selama ini kita imani, akan kita saksikan di depan mata. Pribadi yang selama ini kita kenal dalam doa dan yang kita beritakan, akan kita lihat secara langsung. Dalam Wahyu 22, Yesus berkata, âSesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhirâ Yohanes mencatat, âIa yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman, Ya, Aku datang segera!ââ Seakan-akan tidak punya kata lain untuk menutup suratnya, Yohanes menulis, âAmin, datanglah Tuhan Yesus!â Menatap masa depan, mungkin ada hal-hal yang tidak kita kehendaki terjadi atas bangsa kita. Mungkin ekonomi tidak berkembang sebagaimana yang kita harapkan. Mungkin ada lebih banyak anak yang disakiti di jalanan, baik oleh senjata, oleh perdagangan manusia, atau oleh obat-obatan yang disalahgunakan. Banyak pernikahan mungkin penuh pergumulan. Kita mungkin menderita sakit-penyakit. Kita mungkin khawatir akan anak-cucu kita. Dalam semua yang kita alami, perkataan ini memberi pengharapan Datanglah Tuhan Yesus. Apa pun yang kita hadapi, kita tahu bahwa Dia akan datang kembali. Suatu hari, langit akan terbuka, malaikat akan meniup sangkakala, dan seluruh dunia akan melihat-Nya bersama-sama. Segenap ciptaan akan merespons saat Tuhan kita melangkah turun dari surga untuk berkata, âSekarang Aku telah datang untuk menebus umat-Kuâ. Amin. Datanglah, Tuhan Yesus. Charlie Dates Artikel ini diadaptasi dari khotbah Charlie Dates tanggal 22 Desember 2019. Digunakan dengan izin. Rabu Adven and Akhir Zaman Bacaan Hari Ini Markus 1324â37; Lukas 2125â28 Selama masa Adven, kita mendengar pembacaan bagian-bagian Kitab Suci yang berbicara tentang kegelapan, kesusahan, dan akhir zaman. Matius, Markus, dan Lukas, masing-masing punya satu pasal yang berbicara khusus tentang akhir zaman. Dalam Markus 13, Yesus berkata, â⊠bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaanâ Bagian selanjutnya dari pasal itu menggambarkan situasi yang makin kelam, â⊠pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncangâ Mengapa Yesus justru berbicara tentang kematian dan kehancuran, bukan tentang domba, gembala, dan bala tentara surga? Dalam Kitab Suci, tulisan tentang akhir zaman lahir pada masa kesusahan. Israel adalah umat pilihan, Allah telah menjanjikan kepada mereka masa depan yang aman dan sejahtera. Namun, kemudian, mereka ditaklukkan dan diangkut ke pembuangan di kerajaan Babel. Dalam pandangan manusia, tidak ada pengharapan bagi mereka. Saat umat Israel mengalami krisis, mereka ada dalam situasi âdarurat teologis.â Dalam masa darurat inilah pemikiran baru tentang akhir zaman terbentuk. Dimulai dari bagian kedua kitab Yesaya pasal 40-55âditulis pada masa pembuangan di Babel saat pengharapan sepertinya sudah tidak ada lagiâdan terus berkembang dari sana. Pada zaman Yesus, pembicaraan tentang akhir zaman sudah ada di mana-mana. Yang terpenting dari teologi akhir zaman adalah teologi pengharapanâdan pengharapan adalah kutub yang berlawanan dengan optimisme. Optimisme bisa sirna ditelan kegelapan, kontras dengan pengharapan, yang ditemukan dalam sesuatu yang melampaui gelapnya sejarah manusia. Pengharapan ditemukan di dalam Allah yang berinkarnasi. Injil Lukas mencatat, saat Yesus bicara tentang akhir zaman, tentang âtanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintangâ dan bagaimana âbangsa-bangsa akan takut dan bingungâ, Dia mengakhirinya dengan mengatakan bahwa manusia âakan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nyaâ 2125â27. Yesus sedang bicara tentang kedatangan-Nya yang kedua kali. Dia sedang mengatakan bahwa pengharapan besar kita datang bukan melalui kemajuan peradaban umat manusia, melainkan melalui diri-Nya. Dia berdaulat, memiliki kuasa atas segala sesuatu, dan tidak bergantung pada sejarah manusia. Sekalipun kegelapan begitu nyata, Allah dalam Kristus sedang membentuk sejarah kita sesuai dengan tujuan-Nya yang ilahi. Masa Adven menyatakan bahwa kita dapat menghadapi kegelapan, apa pun nama kegelapan itu. Namun, ceritanya tidak berakhir di sana. Yesus berkata, âbangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.â Fleming Rutledge Artikel ini diadaptasi dari artikel âWhy Apocalypse Is Essential to Advent,â diterbitkan tanggal 18 Desember 2018 di situs web Kamis Sebuah Pertanyaan yang Lebih Penting Bacaan Hari Ini 2 Petrus 38â15 Mengapa begitu lama? Mengapa Yesus belum juga kembali seperti yang Dia janjikan? Hal-hal ini mungkin pernah ditanyakan oleh para penerima surat kedua Petrusâpertanyaan-pertanyaan yang terus menggema sampai hari ini. Petrus menjawab mereka dengan jaminan yang aneh Pertama, bahwa waktu Allah merefleksikan kesabaran dan kasih-Nya yang menyelamatkan 38-9. Kedua, bahwa hari Tuhan itu menakutkan dan akan melibatkan kehancuran dengan api. Bahasa akhir zaman seperti yang dipakai Petrus mirip yang dipakai Yesus di Markus 13 dan Lukas 21 tentunya membuat kita berpikir sejenak. Apa maksudnya dengan âhangus dalam nyala apiâ dan âlangit akan binasa dalam apiâ? Apakah ini sesuatu yang harus kita takutkan? Ayat-ayat sebelumnya dalam 2 Petrus menyediakan perspektif untuk memahami bahasa kehancuran yang dipakai di pasal 3. Dalam pasal 25, kita membaca tentang situasi serupa pada zaman Nuh, saat Allah menghancurkan bumi dengan air bah. Penghakiman di masa itu tidak berarti Allah menyapu bersih semua ciptaan-Nya. Penghakiman terakhir dengan api kemungkinan juga demikian, Allah tidak akan menghanguskan seisi bumi untuk mendatangkan langit dan bumi yang baru. Sebagaimana yang digambarkan Petrus dalam Kisah Para Rasul, Kristus tinggal di surga âsampai waktu pemulihan segala sesuatu seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahuluâ 321. Dunia yang baru akan datang melalui pemulihan besar dari Allah dan desain ulang dunia yang kita miliki sekarang. Terangkai dalam bagian ini, Petrus memberikan satu pertanyaan penting yang sepatutnya kita perhatikan lebih daripada pertanyaan tentang kapan dan seperti apa kedatangan kembali Kristus itu. Mengetahui bahwa hari kedatangan Tuhan akan segera tiba, Petrus bertanya, âbagaimana seharusnya kalian hidupâ 2Ptr. 311 BIS. Petrus mendorong pembaca suratnya untuk hidup kudus dan saleh, âmenantikanâ langit dan bumi yang baru dengan penuh pengharapan Kita melihat tema yang sama ditekankan dalam surat Petrus yang pertama, saat ia sungguh-sungguh mendorong orang percaya untuk hidup dengan penuh keyakinan, sukacita dan kewaspadaan, berfokus penuh pengharapan pada kedatangan Kristus 1Ptr 13-5, 13. Kita adalah orang-orang yang memiliki pengharapan, sama seperti orang yang sudah diberi bocoran tentang akhir sebuah novel yang penuh dengan drama tak terduga. Kita tahu akhir ceritanya. Pengetahuan tentang akhir luar biasa yang menanti kita itu dapat mempengaruhi bagaimana kita menghadapi situasi sekarang. Kita mungkin tidak bisa tahu kapan atau bagaimana itu akan terjadi, tetapi kita dapat percaya bahwa pada akhir zaman akan ada penghakiman, sekaligus pembenaran bagi umat Allah. Bagaimana berita tentang penghakiman terakhir bisa membuat kita terhibur dan bukannya takut? Allah akan membuat bagian-bagian terbaik dunia ini menjadi makin baik, lebih dari yang bisa kita bayangkan. Penghakiman, pembenaran, dan transformasi akan datang. Tanah Perjanjian sejati menanti. Vincent Bacote Jumat Menanti Pestanya Dimulai Bacaan Hari Ini 1 Tesalonika 413â511 Salah satu hal yang suka saya lakukan sebagai seorang profesor adalah memutarkan film-film yang mungkin dilabeli orang sebagai âfilm akhir zamanâ. Banyak film dalam ketegori ini berfokus pada momen Pengangkatan, sebuah penafsiran 1 Tesalonika 417, yang memahami frasa âakan diangkatâ sebagai gambaran kedatangan kembali Kristus yang tidak kelihatan untuk membawa umat-Nya ke surga bersama-Nya sebelum masa Kesusahan Besar tiba. Film-film ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran bahwa Yesus bisa datang kapan saja. Ada banyak pendapat tentang Pengangkatan dan isu-isu akhir zaman lainnya. Saat membaca 1 Tesalonika 4-5, kita bisa dengan mudah berfokus hanya pada bagian yang membicarakan hal tersebut. Namun, ada banyak poin penting lain tentang kedatangan kembali Kristus, yang juga patut mendapat perhatian kita, termasuk apa yang tampaknya menjadi penekanan Paulus di sini bagaimana menghibur orang-orang Kristen yang masih hidup, terkait status orang-orang percaya yang sudah meninggal. Apakah mereka yang sudah meninggal akan âketinggalanâ dan tidak mengalami kedatangan Yesus kembali? Inilah penghiburan Paulus untuk jemaat di Tesalonika dan juga kita kita tidak perlu khawatir Allah akan melupakan mereka yang sudah meninggal. Kebangkitan Kristus adalah sebuah jaminan bahwa kematian tidak akan menghalangi mereka untuk ikut masuk ke dalam dunia baru yang akan tiba bersamaan dengan kedatangan Kristus yang kedua. Baik kita masih hidup atau sudah meninggal, relasi kita dengan Kristus adalah satu-satunya yang diperlukan untuk kita bisa terdaftar sebagai tamu undangan saat hari kedatangan Tuhan itu tiba. Saat Kristus datang, akan ada pembukaan yang megah, lengkap dengan musik yang meriah. Trompet Allah akan berbunyi 416 BISâgambaran yang tentunya dipahami jemaat di Tesalonika sebagai kembalinya seorang pemimpin terhebat yang telah menang. Tidak seperti bunyi trompet lain, trompet ini akan membangkitkan orang-orang yang mati dalam Kristus untuk menyambut kedatangan Kristus, bersama-sama dengan mereka yang masih hidup. Gambaran serupa bisa kita baca dalam surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus. Di sana juga dibahas tentang kematian, âmusuh terakhirâ yang akan dihancurkan Kristus 1526. Paulus meyakinkan jemaat di Korintus bahwa âpada waktu terdengar bunyi trompet itu, orang-orang mati akan dihidupkan kembali dengan tubuh yang abadi, dan kita semuanya akan diubahâ 1552 BIS. Sengat maut kehilangan kuasanya karena kemenangan Kristus yang sempurna. Sembari menantikan hari itu, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri âberbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatanâ 1Tes 58. Kedatangan yang seperti âpencuri di waktu malamâ ini akan sangat mengejutkan, karena hanya Allah sendiri yang tahu kapan hari tersebut akan tibaâtetapi hari itu akan menjadi pesta kejutan terbesar yang pernah ada bagi setiap kita yang menanti-nantikan kedatangan-Nya. Vincent Bacote Sabtu Pengharapan Bagi Yang Disfungsi Bacaan Hari Ini 1 Korintus 11â9 Saat kita membaca tentang kedatangan kembali Kristus dalam 1 Korintus, penting untuk mengingat konteks surat Paulus ini. Jemaat di Korintus adalah sebuah komunitas yang penuh dengan masalah. Ada perpecahan dalam jemaat yang mendukung pemimpin mereka masing-masing, ada skandal seksual, ada kontroversi tentang daging persembahan untuk berhala, dan banyak lagi. Meskipun komunitas Kristen ini mengalami banyak disfungsi, dalam 1 Korintus 11-9, Paulus menyebut mereka sebagai orang-orang yang dikuduskan âsaintsâ atau orang-orang suci dalam terjemahan King James. Paulus kemudian mengingatkan bahwa Allah telah begitu bermurah hati kepada mereka dengan menyediakan karunia-karunia rohani dan menggambarkan mereka sebagai umat yang âmenantikanâ kedatangan Kristus kembali. Paulus menekankan kasih karunia Allah ay. 4 dan komitmen-Nya bagi mereka âIa juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannyaâ Sekalipun iman mereka lemah sebagaimana tampak dalam perilaku dan sikap mereka yang berdosa, kesetiaan Allah kepada mereka dan juga kita meliputi komitmen-Nya untuk menolong umat-Nya bertumbuh dan diubahkan makin serupa Kristus. Sementara pasal 1 menekankan bahwa Allah, dengan kasih karunia-Nya akan meneguhkan jemaat di Korintus sampai kepada kesudahannya, dalam surat yang sama Paulus menggambarkan kedatangan Kristus dan mendesak jemaat di Korintus, âSaudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyahâ 1558, penekanan dengan huruf miring ditambahkan. Paulus memanggil mereka untuk memiliki keteguhan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penantian akan kedatangan Kristus kembali. Terlepas dari banyaknya kesalahan dan kegagalan mereka, Paulus memanggil mereka untuk mengalami transformasi dan memiliki determinasi. Kita melihat gambaran keteguhan serupa dalam surat Paulus yang lain âSementara kita âmenantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,â kasih karunia Allah âmendidik kita supaya meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawiâ Titus 211â14. Membaca 1 Korintus atau surat-surat Paulus lainnya, mau tidak mau kita akan memperhatikan betapa kuatnya Paulus membahas soal dosa dan disfungsi. Namun, sebagaimana yang ditunjukkan dalam 1 Korintus 18-9, tanggapan Paulus terhadap masalah-masalah yang besar itu selalu dilatarbelakangi dengan pengharapan yang besar. Kita dipanggil untuk melakukan bagian kita, sementara Allah, dalam kasih karunia-Nya, juga terus melakukan pekerjaan-Nya dalam hidup kita. Jemaat di Korintus adalah sebuah contoh, sekaligus sebuah penghiburan bagi kita. Kebanyakan kita mungkin pernah mengalami momen disfungsi rohani kita masing-masing, tetapi kegagalan kita tak seharusnya menjadi fokus utama kita. Sebaliknya, kita dapat melihat kepada Yesus, yang tidak hanya membuat rekonsiliasi dengan Allah menjadi mungkin, tetapi yang juga berkomitmen menolong kita supaya kita dapat menghadap Allah dengan tidak bercacat saat kerajaan-Nya tiba. Puji Tuhan, kesetiaan-Nya lebih besar daripada disfungsi kita. Vincent Bacote Kontributor Image Photos courtesy of contributors; Fleming Rutledge photo by Gregory Schreck. Vincent Bacote adalah lektor kepala bidang teologi di Wheaton College. Beliau adalah penulis buku The Political Disciple A Theology of Public Life. Charlie Dates adalah gembala sidang di Chicago's Progressive Baptist Church. Beliau meraih gelar PhD dalam Teologi Historis dari Trinity Evangelical Divinity School. Fleming Rutledge, seorang pendeta gereja episkopal, melayani selama 21 tahun di gereja lokal sebelum kemudian menjadi seorang dosen, penulis, dan guru dari banyak pengkhotbah lainnya. Beliau adalah penulis buku The Crucifixion. DantĂ© Stewart adalah seorang penulis dan pengkhotbah yang belajar di Fakultas Teologi Candler di Universitas Emory. Diterjemahkan oleh Echa Puspita -[ This article is also available in English, español, PortuguĂȘs, Français, çźäœäžæ, íê”ìŽ, çčé«äžæ, and Galego. See all of our Indonesian Bahasa Indonesia coverage. ]
dia datang diatas awan